14 Juli 2019 Said Bahta
Semua orang yang pernah kuliah pasti setuju dengan kalimat ini “Kuliah itu tidak mudah!”. Walaupun sebagian dari mereka lebih memilih untuk melupakan kesulitannya dan menikmati proses yang dijalani, tetapi tetap saja tidak menghapus kenyataan bahwa kuliah memang tidak mudah.
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin menyampaikan bahwa tulisan ini ditulis bukan untuk membuat siapa saja yang masih berstatus kuliah untuk pesimis, namun lebih kepada mengingatkan tentang kenyataan yang ada dan besarnya pengorbanan yang mereka lakukan. Terkhusus buat adik-adik yang ada di STMIK Tidore Mandiri.
Sebagaimana kata pepatah “Kamu tidak akan pernah benar-benar merasakan nikmatnya kemenangan sebelum kamu merasakan perihnya pengorbanan.” Saya ingat betul bagaimana rasanya berjalan melalui lika-liku perkuliahan.
Kuliah itu tidak mudah karena banyak hal yang dikorbankan berhubungan dengan materi, waktu bahkan perasaan.
Setiap materi yang dikorbankan selama menjalani perkuliahan memiliki nilai, bahkan semakin tak terhitung nilainya karena terkadang didapatkan dengan cara yang tidak mudah.
Untuk membayar uang semester misalnya, pada umumnya uang yang digunakan untuk membayar uang semester bersumber dari keringat orang tua, sebagian yang lain bersumber dari bantuan pemerintah, dan ada juga yang bersumber dari bantuan masyarakat.
Yang jelas uang tersebut tidak datang secara cuma-cuma. Kalaupun kita mungkin menganggap biasa-biasa saja, itu karena bukan kita yang merasakan perihnya pengorbanan untuk mendapatkan uang tersebut.
Poin yang ingin saya tambahkan disini adalah, dalam proses kuliah kita bisa jadikan hal ini sebagai motivasi agar bisa tetap bertahan menjalani lika-liku perkuliahan. Tentunya dengan terlebih dahulu kita harus benar-benar merasakan pengorbanan orang-orang yang membantu kita dalam perkuliahan.
Kita pernah mendengar dalam pertandingan waktu diandaikan dengan peluang dan dalam dunia bisnis waktu diandaikan dengan uang. Lalu bagaimana dengan dunia pendidikan ?
Dalam dunia pendidikan, waktu diandaikan dengan ilmu. Artinya setiap detik yang berlalu bagi seorang mahasiswa seharusnya yang didapatkannya adalah ilmu.
Namun hal tersebut bukanlah perkara mudah, sebab belajar bukanlah perkara yang menyenangkan bagi setiap orang. Jika menghabiskan waktu berjam-jam mengerjakan tugas itu menyenangkan maka tidak ada mahasiswa yang mengeluh jika diberikan tugas, apalagi tugas tambahan.
Tapi itulah kenyataan yang harus dipahami dan dihadapi. Ingat bahwa “sebelum menikmati kemenangan kita harus merasakan perihnya pengorbanan.”
Ini adalah bagian terberat menurut saya karena perasaannya seseorang tidak dapat dibeli dengan apapun.
Menurut saya siapa saja yang masuk dalam dunia perkuliahan harus menyadari bahwa ujian bagi seorang mahasiswa itu bukan hanya UTS dan UAS.
Ada satu lagi ujian terberat bagi mahasiswa yang bisa datang kapan saja dan dimana saja. Bahkan tak tanggung-tanggung ujian itu bisa dalam situasi yang paling terburuk sekalipun. Ujian yang saya maksud adalah ujian kesabaran.
Kuliah itu tidak mudah karena karena kamu harus mengorbankan perasaanmu untuk bisa tetap tenang dan fokus menjalani lika-liku perkuliahan.
Baru sekarang saya mengerti pesan tersembunyi dari kalimat “Kuliah yang baik ya, biar bisa cepat selesai” yang disampaikan orang tua ketika mengantarkan anaknya duduk dibangku perkuliahan. Dalam kalimat tersebut tersirat makna tersembunyi, seakan-akan ada beban yang dipikul yang tak bisa dijelaskan karena keikhlasan dan kerelaan.
Sebagai penutup, saya berdoa semoga Allah membuat kita semua paham akan masalah diri-diri kita masing-masing dan membuat kita mudah dalam mendapatkan rezekinya Allah.
Aamiin